Bukan sekedar menyibak permasalahan bangsa yang carut-marut, melainkan pula memberikan solusi berupa aksi maupun rencana kerja yang akan datang. Seolah ada komunikasi dua arah antara seorang Dahlan Iskan, dengan masyarakat. Masyarakat jadi tahu, apa yang akan dilakukan Dahlan Iskan. Dan pada saat yang sama masyarakat sangat mendukung rencana aksinya.
Kesuksesan Dahlan Iskan dalam memimpin PLN, dan sekarang menjadi menteri BUMN, mendapat apresiasi masyarakat. Tidak salah kalau banyak masyarakat, mengidolakan DIS, menjadi fans sejati DIS, menjadi komunitas pencinta DIS, menjadi follower DIS. Tulisan-tulisan beliau mengetarkan, menggugah dan membuat daya ubah. Sepertinya, secercah harapan, sebersit cahaya telah muncul demi Indonesia yang lebih baik, lebih maju dan menjadi sebuah negara besar. Harapan dan optimisme itu digetarkan dan disebarkan oleh seorang anak bangsa yang bernama Dahlan Iskan.
Namun, dibalik pencinta Dahlan Iskan, banyak pula yang menjadi pasukan jahat pembawa komen-komen miring tentang Dahlan Iskan. Entah siapa, entah pula golongan mana, mereka selalu mencibir langkah DIS. Pasti Pak DIS tahu, tapi untuk apa menghiraukannya. Sehingga Pak DIS terus maju, menggilas rasa pesimisme pasukan jahat tersebut.
Merunut ke belakang, setelah Pak Dis operasi “ganti hati”, sebenarnya pak DIS menyatakan diri untuk pensiun dari pekerjaan (media). Beliau hanya ingin menjadi guru jurnalistik, menulis buku dan mengurusi pesantren keluarga. Pada saat ini beliau” nganggur”.
Namun pada saat nganggur itulah, persiden SBY memanggil beliau untuk menjadi direktur utama PLN. Dan pada tahap selanjutnya Pak DIS dianggkat menjadi menteri BUMN. Ada fakta baru yang saya baru tahu, bahwa pada saat reshuffle kabinet, Chairul Tanjung dipanggil SBY - hal ini diceritakan pula dalam buku Chairul Tanjung Si Anak Singkong- Namun, Chairul Tanjung tidak berminat menjadi menteri dan sangat menjaga jarak dengan politik. Mungkin saat itu, Chairul Tanjung ditawari posisi menteri BUMN. Nah, karena Chairul Tanjung tidak bersedia, maka (mungkin) Chairul Tanjung mengusulkan nama Dahlan Iskan. Selanjtnya, Dahlan Iskan menjadi menteri BUMN.
Saya bukan pengamat politik, saya bukan pula ahli politik. Saya hanya menafsirkan dan menghubung-hubungkan antara hasil membaca “Chairul Tanjung Si Anak Singkong” dengan (membaca) “Dialog Blak-Blakan Antara Menteri BUMN Dahlan Iskan Dengan Komunitas Dahlanis (2)”
” Pertanyaanyang
dikemukakan oleh Waridjan (DahlanIS RT – Mojokerto), adalah sikap
Dahlan Iskan menanggapi isu – isu bahwa pengangkatan dirinya sebagai
Menteri BUMN adalah titipan dari CT (Chairul Tanjung”. Jawaban Dahlan
Iskan, ternyata tidak menafikannya. Bahkan kata dahlan Iskan; “
Seandainya emang iya, apa salahnya? Apakah CT itu Yahudi? Setahu saya
seorang CT itu bisnisnya baik, dan tidak ada yang merugikan Negara,
bahkan perusahaan Chairul Tanjung mengambil alih salah satu perusahaan
perancis, jadi menurut saya, seandaikata memang iya, khan harusnya tidak
ada masalah?” Begitu jawaban Dahlan Iskan.
Choirul Tanjung dan
Dahlan Iskan adalah sama-sama pengusaha, sama-sama sukses dan sama-sama
menunjukkan kepedulian yang besar demi kemajuan dan kemandirian bangsa
Indonesia. Disisi lain, saya mengidolakan Chaorul Tanjung, mengidolakan
pula Dahlan Iskan. Melalui fakta ini, ternyata mereka berdua saling
mendukung, akur dan bekerjasama. Kekompakkan ini semakin menguatkan
keyakinan, bahwa, Indonesia akan semakin maju, semakin mandiri dan
semakin besar, di masa yang akan datang.
Bagaimana menurut anda?
Posting Komentar