Kisah Dari Atambua


Lama tak memberi karya dalam bentuk film, Riri Riza akhirnya kembali duet dengan Mira Lesmana menghadirkan ATAMBUA 39º CELCIUS. Film ini adalah film fiksi yang kisahnya diangkat dari cerita hidup masyarakat di kawasan perbatasan dengan Timor Leste yaitu di Atambua, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Joao (Gudino Soares) menjalani kehidupannya dengan sangat sabar di tengah berbagai macam keterbatasan. Ia terpisah dengan ibunya saat berusia 5 tahun. Ibu dan 2 adiknya tinggal di Liquica, Timor Leste setelah referendum 1999.  Sebagai anak lelaki, Joao harus mengikuti ayahnya yang memilih tetap menjadi warga negara Indonesia.

Joao tinggal bersama ayahnya bernama Ronaldo (Petrus Beyleto) yang berprofesi sebagai supir. Meskipun sang ayah gemar mabuk-mabukan dan berperilaku kasar, namun Joao selalu bersabar serta tetap berbakti kepada satu-satunya anggota keluarga yang ia miliki di Atambua. Joao tumbuh menjadi remaja yang rindu dengan kasih sayang ibunya. Sehingga nyaris tidak merasakan kasih sayang orangtua.

Pergaulannya dengan teman-teman seusia diwarnai dengan kebiasaan menonton film porno. Gejolak kedewasaannya timbul saat teman wanita semasa kecil Joao yang bernama Nikia (Putri Moruk) kembali ke Atambua dari Kupang. Nikia hanya kembali sementara karena kematian kakeknya. Tak ingin kehilangan Nikia, Joao menyatakan perasaan tersebut dengan cara yang salah.
Review

Keindahan Indonesia Timur memang tidak perlu diragukan. Alam yang masih asri, langit biru, cahaya matahari yang eksotis, akan menjadi suguhan indah dari awal film ini diputar. Keindahan lain yang coba ditawarkan Riri adalah bahasa Tetum, bahasa lokal masyarakat Atambua dan Timor Leste. Tak perlu kuatir tidak paham, karena subtitle akan sangat membantu. Mirip saat kita nonton film bahasa Inggris dengan membaca subtitle, namun bahasa Tetum terasa lebih hangat dan akrab.

Riri menggunakan pendekatan realis yang seolah-olah menggambarkan adegan filmnya sebagai film dokumenter. Semua adegan terasa dekat dan intim membuat penonton merasa masuk dalam persoalan yang dikuak di film ini.

Alasan penggunaan judul ATAMBUA 39º CELCIUS rupanya telah dipikir matang. 39º Celcius adalah ambang batas manusia bisa mengontrol pikirannya. Di atas suhu itu, demam akan menguasai tubuh dan sulit menjaga keseimbangan dan kesadaran diri. Riri menyulik persoalan-persoalan yang dihadapi pengungsi di Atambua dengan ringkas namun mengena. Persoalan yang membuat otak pengungsi itu mendidih 39º Celcius di ambang batas kesadaran.

Film ini seakan kembali mengingatkan kita, kalau kita masih memiliki saudara di bagian Timur Indonesia yang sangat membutuhkan perhatian. Perpecahan menyisakan kerugian yang sangat besar dan tidak sesederhana dengan aspek politisnya. Banyak keluarga terpecah demi pilihan politik. Riri menegaskan pernyataannya dalam film ini. "Tak Ada bangsa atau negara manapun yang bisa mencabut asal-usul kita."
Share this article now on :

Posting Komentar

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( :-p =))