Mesin ketik yang bersejarah tersebut di Museum Proklamasi
Naskah proklamasi kemerdekaan, perhatikan, mirip dengan...
Oleh : Alif Rafik Khan
Tahukah
anda, bahwa secara tidak langsung, Nazi Jerman mempunyai ‘peranan’
terhadap jalannya Proklamasi Kemerdekaan? Dengan cara yang unik, mesin
ketik yang biasa dipakai oleh awak Kriegsmarine (Angkatan Laut) Jerman
pada waktu itu, menjadi factor penting dalam hal penulisan naskah
Proklamasi Kemerdekaan bangsa kita tercinta! Fakta menarik lainnya
adalah betapa miripnya naskah Proklamasi Kemerdekaan ini dengan dokumen
asli yang diperuntukkan pada awak U-boat yang bermarkas di Jakarta!
Kisah
nyata ini berawal pada malam tanggal 16 Agustus 1945, bertempat di
rumah Laksamana Muda Kekaisaran Jepang, Maeda (Minoru) Tadashi...
Sebuah
draft baru saja disiapkan beberapa jam sebelumnya oleh Soekarno,
Hatta, dan Soebardjo, yang dikerjakan di rumah Laksamana baik hati
tersebut, di jalan Miyako-Doori 1, Jakarta. Maeda sendiri telah pulas
tertidur di loteng rumahnya. Sebelumnya dia telah mengambil resiko
dengan menyatakan persetujuannya terhadap ide kemerdekaan Indonesia,
dan bahkan meminjamkan rumahnya sebagai tempat penyusunan Deklarasi
Kemerdekaan.
Naskah
tersebut rencananya akan ditandatangani oleh 27 orang anggota Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), yang sekaligus melambangkan
keberagaman Negara Indonesia. Selain itu, hal tersebut juga terinspirasi
pada semangat dari Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat. Tapi
kemudian, rencana tersebut mendapatkan tentangan dari sejumlah aktivis
muda, yang memandang bahwa Panitia yang dibentuk oleh Jepang itu terlalu
Jepang-Sentris dan tidak mempunyai kekuatan untuk mandiri. Kekuatan
Jepang yang merosot tajam di kancah Perang Asia akan memunculkan isu
kredibilitas yang akan menghambat usaha pengakuan dari negara-negara
lain bila kemudian Deklarasi tersebut selesai dibuat. Para aktivis muda
tersebut melangkah lebih jauh lagi dengan menuntut supaya merekalah
berenam yang akan menandatangani naskah Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia! Akhirnya setelah debat yang panas, tercapai kompromi di
antara kedua belah pihak yang berselisih, bahwa yang akan menandatangani
naskah Proklamasi adalah Soekarno dan Hatta berdua saja, dengan
sebelumnya mencantumkan ’atas nama bangsa Indonesia’.
Tapi
kemudian masalah yang tak terduga sebelumnya terjadi. Mesin ketik
Jepang yang berada di rumah sang Laksamana tidak mempunyai huruf latin
di dalamnya dan hanya huruf kanji! Untungnya, salah seorang dari mereka
mengetahui dimana bias didapat mesin ketik yang diinginkan pada malam
yang selarut itu. Beberapa orang yang hadir segera bergegas pergi
menggunakan jip kepunyaan Maeda, Satsuki Mishima, untuk “meminjam” mesin
ketik kepunyaan kantor perwakilan Angkatan Laut Jerman (Kriegsmarine)
di Indonesia, Korvettenkapitän Dr. Kandeler. Sajuti Melik kemudian
mengetikkan naskah yang super bersejarah ini untuk kemudian, keesokan
harinya, naskah Proklamasi Kemerdekaan dibacakan oleh Soekarno pada
tanggal 17 Agustus 1945.
Saat ini, mesin ketik kepunyaan Kriegsmarine yang digunakan untuk mengetik naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia telah “disemayamkan”
di bangunan yang sama tempat dulu naskah tersebut didiktekan, yaitu di
Museum Perumusan Naskah Proklamasi di jalan Imam Bonjol No.1, Menteng,
Jakarta.
Posting Komentar