Jadi Korban Hacker Itu Sesuatu Banget



Pekan ini akun FaceBook dan akun gmail saya dihack orang. Sebuah kasus yang selama ini hanya saya ikuti dari teman-teman, kini menimpa saya.

Awalnya bingung kok bisa akun saya dibajak orang. Karena saya bukan seleb FB atau mas Dian yang penghasilan Google adSense-nya wadow itu. Tidak ada potongan lah untuk dibajak. Apalagi belakangan aktivitas saya di FB juga tak seheboh 2-3 tahun lampau yang rajin update status dan berbagi banyak kabar.

Saya tak terima karena pembajakan akun saya telah menimbulkan korban.Yang paling jelas adalah kerugian non materi karena akun bajakan tersebut kemudian digunakan untuk menipu. Melalui pesan di inbox FB saya seolah-olah sedang butuh uang untuk transfer ke seorang kawan. Dan saya minta teman yang jadi korban itu untuk transfer 1.5 juta rupiah.
Beberapa kawan mencoba melakukan penelusuran benar tidaknya permintaan itu. Seorang blogger di Sukabumi kemudian mengirim pesan lewat twitter minta kebenarannya. Beberapa kawan di Jakarta juga mengkonfirmasi melalui jejaring WhatsApp.

Saya jelaskan semua bahwa itu tidak benar. Apalagi belakangan saya ketahui sejak Selasa malam (3 februari 2015) akun FB dan juga Gmail saya tak bisa dibuka. Saya baru mengetahui ini Rabu pagi setelah sejumlah kawan meributkan ini.
Seorang kawan blogger kemudian mengaku sudah mentransfer uang 500 ribu ke sebuah rekening atas nama Hery Wahyudi. Waduh… Seingat saya tak ada satupun nama kawan bernama Hery Wahyudi. Jelas ini penipuan.

Saya kemudian (melalui akun istri) membuat pengumuman dengan me-mention beberapa kawan dekat agar mengabaikan permintaan uang atau apapun itu karena akun saya sudah dikuasai orang lain.

Perketat Keamanan Akun Social Media
Mengapa akun saya berhasil dijebol? Ini adalah akibat kesalahan sendiri. Sore hari sebelum akun saya dijebol, saya menerima sebuah pesan di Inbox FB dari akun kompasianer Dian Kelana. Isinya sebuah link yang gak jelas pesannya. Begitu dibuka hanya ada halaman depan FB yang meminta kita memasukkan username dan password kita. Awalnya saya bingung, kok sudah buka FB masih dimintai username dan password.
Tapi saya tetap ikuti perintah itu. Anehnya tak ada info atau pesan apapun setelah saya tekan Enter. Ah, sudahlah, pikir saya saat itu. Mungkin Pak Dian Kelana cuma main-main. Kemudian saya ketahui akun Pak Dian Kelana juga dihack. Jadi yang mengirimi pesan itu bukan pak Dian yang saya kenal tapi hacker yang menyelusup ke akun pak Dian.
Belakangan saya tahu ini adalah aksi Phising, mengcopy sebuah username dan password orang lain untuk menjebol akun orang tersebut. Dan saya pun masuk perangkap!
Celakanya, baik akun Gmail maupun FB milik saya passwordnya kebetulan sama. Makin mudahlah si hacker mengubah konten atau membuka setting-an FB saya.
Dan benar, settingan email di username FB saya kemudian diubah oleh si Hacker sehingga saat saya berupaya meminta akun saya kembali tidak bisa saya lakukan. Bahkan ia juga mengubah pertanyaan rahasia (security question) yang ada di FB. Tiap kali memasukkan nomer HP langsung nge-link ke email baru tersebut.

Hati-hati dan Cross Check
Belajar dari kasus ini, saya berharap teman-teman Nitizen yang memiliki persoalan serupa dengan saya bisa mengambil hikmah dibalik kasus ini. Saran saya pertama, jangan pernah tergiur dengan pesan aneh yang masuk ke inbox kita. Teman sedekat apapun kalau melalui sosial media perlu dicek kebenaran pesannya.
Jika menerima link aneh termasuk minta menuliskan username dan password kita, abaikan saja. Karena ini adalah praktek Phising. Begitu kita menuliskan username dan password kita maka semuanya dicopy dan digunakan untuk menjebol akun kita sendiri. Masih untung ‘cuma’ akun FB dan Gmail, coba kalau akun internet banking. Jebol akunnya, uangpun tiada.
Kedua, begitu ada permintaan aneh di link socmed coba cross check dengan pemilik akun secara langsung. Jangan gunakan akun yang sama, lebih baik lagi telfon atau tanya ke orang terdekatnya, bisa istri atau teman dekatnya. Jika upaya ini tak bisa, lebih baik tunda niat anda untuk membantu teman tadi.

Pada kasus teman saya yang sudah transfer tadi, sebenarnya dia sudah mencoba menghubungi kedua nomer HP saya. Sayangnya batteray HP lowbatt dan sedang saya charge. Sehingga panggilan itu gagal sampai.
Pintarnya si hacker, karena berhasil menguasai jeroan akun FB saya, dia langsung mempelajari gaya komunikasi yang saya lakukan ke beberapa kawan di inbox FB. Saat dia menghubungi teman saya tadi, dia melakukannya sama persis dengan yang saya lakukan dengan memanggil ‘teteh’ (kakak dalam bahasa Sunda). Begitu juga dengan beberapa kawan lain yang diinbox oleh di hacker.

Beberapa kawan lainnya mendapat pesan yang janggal karena tiba-tiba saya panggil yang berangkutan dengan ‘bos’. Panggilan yang ‘enggak banget’ dari saya untuk kawan itu. Untungnya sang kawan masih melakukan cek ulang sehingga terhindar dari penipuan.
Ketiga, jangan pernah melakukan transaksi peminjaman uang dalam bentuk apapun, entah itu transfer atau janjian di dunia nyata melalui akun social media atau jejaring sosial. Unsur bahayanya lebih tinggi daripada unsur kebenarannya. Saya juga perlu tegaskan sampai kapanpun saya tidak akan pernah memberi pinjaman uang melalui tranfer atau cara apapun jika dilakukan melalui perantara dunia maya.

Syaifuddin Sayuti
Just ordinary man, admin Blogger Reporter Indonesia (BRID), dosen                           

Share this article now on :

Posting Komentar

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( :-p =))